Sabtu, 01 Februari 2014

Upacara Grebeg Ngayogyokarto

Dalam rangka penasaran dengan acara sekaten yang diadakan di keraton Yogyakarta, pada tanggal 14 Januari 2014 yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, membuatku untuk mampir ke Yogyakarta sebelum pulang ke kampung halaman yang asri. :D

Untuk masuk area keraton dalam acara ini harus memiliki undangan alias tiket masuk, bisa nitip beli ke abdi dalem atau nanti pas hari H kalau tiketnya masih ada, dapat dibeli di loket di depan keraton.


Acara sekaten ini digelar dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW yaitu pada 12 Maulud (bulan ketiga di tahun Jawa/ Rabiul Awal di tahun Hijriah) yang biasanya berlangsung selama 7 hari dari tanggal 5-12 di bulan Maulud. Acara puncak sekaten disebut Grebeg Maulud. Grebeg yang berarti ramai ini merupakan acara adat keraton yang bertujuan untuk sedekah kepada masyarakat dalam bentuk gunungan. Gunungan yang merupakan simbol kemakmuran masyarakat ini terdiri dari dua jenis, yaitu : 
1. Gunungan Estri (Perempuan), gunungan ini terdiri dari jajanan (contoh : rengginang)
2. Gunungan Jaler (Laki-laki), gunungan ini terdiri dari sayur mayur (contoh : kacang panjang)


Dalam serangkaian acara Grebeg Maulud ini akan ada enam gunungan yang dikawal oleh sepuluh kompi prajurit keraton, dimana sepuluh prajurit ini memiliki tugas masing-masing. Keenam gunungan ini akan diarak dan diperebutkan di enam titik di sekitaran keraton, salah satunya di Masjid Gedhe. 

Bersumber dari kotajogja.com :
Memang ada kepercayaan dari masyarakat bahwa barangsiapa yang mendapat bagian apa pun dari gunungan tersebut, dia akan mendapat berkah. Kegiatan 'ngrayah' atau berebut mengambarkan sebuah filosofi bahwa manusia dalam kehidupannya untuk mencapai tujuan harus berani melakukan persaingan dan permasalahan hidup harus dihadapai bukan untuk dihindari. 

Selain prosesi 'ngrayah' terdapat pula ciri khas dari Grebeg Sekaten ini, yaitu telur merah yang akrab disebut 'ndog abang' yang ditusuk dengan bambu dan dihiasi kertas sebagai bunga-bunga untuk mempercantiknya. Saya (Aan Ardian) sempat bertanya arti filosofi telur merah kepada ibu penjual tersebut. Menurut Ibu Wagirah, telur adalah bentuk permulaan kehidupan, sedangkan bambu yang menusuk telur tersebut perlambang bahwa semua kehidupan di bumi ini memiliki poros yaitu Gusti Alloh. Warna merah artinya keberuntungan, rejeki, berkahdan keberanian.

Nah.. Percaya atau tidak percaya, semua kembali kepada individu masing-masing ya... Kalau menurutku, adat yang sudah ada jangan sampai ditelantarkan, karena adat adalah warisan leluhur yang harus dipertahankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

//tambahan