Sabtu, 01 Februari 2014

Ngulineri Kota Hujan Bogor

Libur imlek di tahun kuda ini, pertama kalinya menginjakkan kaki di kota hujan Bogor. Galaunya hujannya tidak menyurutkan niatan untuk menjelajahi tempat rekomendasi untuk ngebolang kali ini.

Perjalanan kali ini membawa kami (Eka, Iyah, Rischy) ke Kebun Raya Bogor yang sejuk dan rindang. Dimulai dengan mengitari KRB dengan tujuan Istana Bogor, Jembatan Merah, Museum Zoologi, dan Taman Teratai ditemani dengan sambutan air dari langit kota hujan ini, membuat kami makin eksis. :D





Setelah puas mengitari kawasan dalam KRB, kami berniat untuk mengisi perut yang sudah memberikan alarm kekosongannya. 
List nguliner kali ini : 
Pertama, Bakso Gulunng di daerah Perumnas Bantarjati. Bakso gulung itu maksudnya bakso yang digulung pake kulit tahu.
Kedua, Es Duren Lodaya yang masih berada di daerah Bantarjati juga. Disana kami memesan sop duren. Kalian pasti mikirnya semangkok duren yang ajiiiibbb rasanya. Hahahahhaaa... Kalian salah kaprah, termasuk kami. Sop duren yang dimaksud adalah sauce duren yang ditaruh diatas isian es. Kalau es buah ya isinya buah-buah, atasnya dikasih sauce duren. Gitu sodara-sodara pecinta duren..
Ketiga, MP alias Makaroni Panggang yang berada di Jalan Salak. Dikarenakan ukuran small habis, kami akhirnya memesan ukuran medium yang menurut kami itu jumbo. Sampai-sampai sisanya kami bungkus pulang. :D
Keempat, Es Buah Pak Ewok dan ternyata usut-usut punya usut setiap hari Jum'at warungnya tutup. Yaaahhh... Kami hari itu belum beruntung untuk menikmati es buah di tempat ini. :(
Kelima, Pia Apple Pie yang ada di Jalan Pangrango. Tetapi karena lapar kue pada saat dalam perjalanan, kami mampir dulu ke ChocoLava yang juga berada di Jalan Pangrango. Heee... Maklum.. 



Ajib banget lah ya.. Kami cewek-cewek kece ini bisa icip-cip lima dari enam list tempat makan dalam sehari. Yeeee.... prokprokprok... Entah rakus atau doyan ini namanya.. :))
Boleh lah ya lain kali ngubek-ngubek dan nguliner lagi di Kota Hujan ini.. :D
Are you ready girls, Iyah, Eka ??? 

Upacara Grebeg Ngayogyokarto

Dalam rangka penasaran dengan acara sekaten yang diadakan di keraton Yogyakarta, pada tanggal 14 Januari 2014 yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, membuatku untuk mampir ke Yogyakarta sebelum pulang ke kampung halaman yang asri. :D

Untuk masuk area keraton dalam acara ini harus memiliki undangan alias tiket masuk, bisa nitip beli ke abdi dalem atau nanti pas hari H kalau tiketnya masih ada, dapat dibeli di loket di depan keraton.


Acara sekaten ini digelar dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW yaitu pada 12 Maulud (bulan ketiga di tahun Jawa/ Rabiul Awal di tahun Hijriah) yang biasanya berlangsung selama 7 hari dari tanggal 5-12 di bulan Maulud. Acara puncak sekaten disebut Grebeg Maulud. Grebeg yang berarti ramai ini merupakan acara adat keraton yang bertujuan untuk sedekah kepada masyarakat dalam bentuk gunungan. Gunungan yang merupakan simbol kemakmuran masyarakat ini terdiri dari dua jenis, yaitu : 
1. Gunungan Estri (Perempuan), gunungan ini terdiri dari jajanan (contoh : rengginang)
2. Gunungan Jaler (Laki-laki), gunungan ini terdiri dari sayur mayur (contoh : kacang panjang)


Dalam serangkaian acara Grebeg Maulud ini akan ada enam gunungan yang dikawal oleh sepuluh kompi prajurit keraton, dimana sepuluh prajurit ini memiliki tugas masing-masing. Keenam gunungan ini akan diarak dan diperebutkan di enam titik di sekitaran keraton, salah satunya di Masjid Gedhe. 

Bersumber dari kotajogja.com :
Memang ada kepercayaan dari masyarakat bahwa barangsiapa yang mendapat bagian apa pun dari gunungan tersebut, dia akan mendapat berkah. Kegiatan 'ngrayah' atau berebut mengambarkan sebuah filosofi bahwa manusia dalam kehidupannya untuk mencapai tujuan harus berani melakukan persaingan dan permasalahan hidup harus dihadapai bukan untuk dihindari. 

Selain prosesi 'ngrayah' terdapat pula ciri khas dari Grebeg Sekaten ini, yaitu telur merah yang akrab disebut 'ndog abang' yang ditusuk dengan bambu dan dihiasi kertas sebagai bunga-bunga untuk mempercantiknya. Saya (Aan Ardian) sempat bertanya arti filosofi telur merah kepada ibu penjual tersebut. Menurut Ibu Wagirah, telur adalah bentuk permulaan kehidupan, sedangkan bambu yang menusuk telur tersebut perlambang bahwa semua kehidupan di bumi ini memiliki poros yaitu Gusti Alloh. Warna merah artinya keberuntungan, rejeki, berkahdan keberanian.

Nah.. Percaya atau tidak percaya, semua kembali kepada individu masing-masing ya... Kalau menurutku, adat yang sudah ada jangan sampai ditelantarkan, karena adat adalah warisan leluhur yang harus dipertahankan.

Makassar Maros

Udah lama nih nggak update kegiatan ngebolang.. Jadi agak latepost dikit nggak apalah ya.. Akhir tahun kemarin, tepatnya di bulan Desember, aku dan temenku sempat ngebolang ke Tana Maros, Makassar, Sulawesi Selatan. Tabungan promo tiket yang sudah dipesan semenjak tahun lalu, akhirnya dipakai juga... :D
Rencana awal untuk ngebolang keliling Makassar pupus sudah ketika teman kami yang menjemput disana bilang "Mau ngapain dua hari di Makassar? Mana cukup?"
Ibarat udah terbang tinggi, tiba-tiba dihempaskan ke tanah.. #lebay Haahahahaha
Ternyata wisata di Makassar itu antara satu tempat ke tempat yang lain berjauhan, dan setiap kabupaten disana memiliki khas wisatanya masing-masing.
Berhubung waktu yang dimiliki sangat amat terbatas, jadi diputuskan hanya keliling beberapa tempat wisata di kabupaten Maros dan Makassar kota saja.

Suasana hujan Tana Maros tidak menyurutkan kami untuk menjelajahi kabupaten Maros. Tujuan pertama kami adalah Benteng Fort Rotterdam. Di dalam benteng ini ada Museum La Galigo yang berisi tentang sejarah Makassar.




Setelah dari benteng, kami menuju Masjid Apung yang di Pantai Losari, dan eksis dikit di Pantai *beton Losari #eh :D. Masjid Apung ini masjid yang langsung menghadap ke laut, jadi lebih adem setelah abis sholat. 


Sambutan air hujan yang tak ada hentinya, membuat perjalan keliling Maros ini memudarkan pendapat bahwa kalau Tana Maros itu panas seperti Jakarta. Menurutku, Tana Maros ini adem seperti Bogor.. (yaiyaalaaahhh orang hujan mulu.. :P ) Hahahahahaha

Tujuan selanjutnya adalah air terjun yang ada di Bantimurung. Di Bantimurung ini tidak hanya ada air terjun saja, tetapi juga ada kerajaan kupu-kupu. Wow.. keren kan.. hihihihiiii.. 



Hari kedua, kami berniat untuk ngulineri di daerah Karebosi. Kami mau makan Konro Makassar di Makassar langsung. Heeee... dan eksis juga di Karebosinya. Karebosi itu adalah stadion Makassar, tapi ada di bawahnya ada mall juga. Asik lah abis ajojing, terus belanja deh.. Ibu-ibu pasti pada semangat kalau udah denger kata-kata belanja kan..??


Yaaahhhhh.. udahan ceritanya deeehhh.. Karena waktu yang sangat amat terbatas disana, membuat sangat amat tidak dapat mengeksplor Makassar lebih lanjut lagi. Lain kali kalau mau ke Makassar musti libur satu minggu baru puas kayaknya. Mimpi ke Tana Toraja masih tersimpan di dalam angan, nanti musti musti musti kesanaaaaa... :((

Eh iya.. cuaca yang belum mendukung ngebolang kali ini membawa berkah tersendiri buat kami. Kami sempat belajar membuat Pisang Ijo yang merupakan makanan khas Makassar langsung pada orang asli Makassar yaitu mamanya temen aku. )*Makasi ya bu.. sudah mau membagi ilmu dan pisang ijonya :D Ini menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.. Terima kasih Kiki dan keluarga yang telah mau menampung kami selama di Tana Maros.

//tambahan