Selasa, 15 Juli 2014

Tak Pernah Sampai Ramadhan, Aku Pura-pura Rindu

Kumpulan Surat yang 'Tak Pernah Sampai
Ramadhan, Aku Pura-pura Rindu
by Azhar Nurun Ala

Shalat Jamaah

Ramadhan, ternyata selama ini kami cuma pura-pura merindukanmu.

Sejak dua bulan lalu ketika kami panjatkan doa kepada Allah untuk disampaikan kepadamu, kami selalu bilang kami begitu merindukanmu. Ketika itu pula, kami selalu bilang kami tak sabar lagi untuk berjumpa denganmu—takut rasanya, bila ternyata umur ini membuat kami tak punya kesempatan untuk kita saling menyapa, saling mengisi, saling menyemangati. Akhirnya sampai juga hari ini, bahkan sudah separuh Ramadhan kami jalani.

Benar sekali, sukacita kami menyambut kehadiranmu. Apa lagi yang kami tunggu? Maka petasan meledak dan berisik di sana-sini, masjid-masjid kembali hidup, kitab-kitab dibersihkan dari debu yang menyelimutinya entah sejak kapan—Ramadhan lalu barangkali, berbondong-bondong kami berangkat shalat taraweh meski berat sebab perut kami masih dalam keadaan kenyang keterlaluan, pukul tiga acara televisi sudah ramai dengan lawakan-lawakan yang tidak lucu, dan seperti biasa: lagu-lagu religi diperdengarkan di mana-mana.

Inikah juga yang kau harapkan wahai Ramadhan?

Tiap hari kami menghitung lembar-lembar kitab yang telah kami baca, kami tersenyum: sudah banyak, insyaallah targetan kami tercapai. Kami tak terlalu peduli apakah kitab yang bolak-balik kami baca itu kami mengerti atau tidak, apalagi mengamalkannya—kejauhan. Kami sudah sangat puas bila ada yang bertanya ‘sudah berapa lembar yang telah dibaca’ kami bisa menjawab: sudah khatam dua kali. Lalu mereka kagum. Bukankah itu surga?

Tapi itukah sambutan yang sungguh kau harapkan wahai Ramadhan?

Kami melihat agenda harian kami: Senin buka bersama dengan X, Selasa buka bersama dengan Y, Rabu buka bersama dengan Z sekaligus Sahur on The Road, Kamis.. Jumat.. begitu seterusnya. Begitulah cara kami merayakan kedatanganmu. Tarawih bisa dilewat karena sunnah, Shalat malam jangan ditanya, mana sanggup kami menunaikannya. Malam-malam kami habiskan dengan tidur dengan lelap karena lelah, jangan sampai kami kesiangan sahur apalagi ketinggalan acara sahur favorit. Nanti kami dibilang tidak gaul.

Shalat shubuh di Bulan Ramadhan bagi kami adalah ritual penting menuju alam mimpi. Ya, kami tidur lagi karena tidur di Bulan Ramadhan adalah ibadah.

Puasa kami tak pernah bolong barang sehari, sebagaimana lisan kami yang tak pernah lupa jadwal amalan gibahnya. Kami begitu kuat menahan lapar, dahaga, berahi, sebagaimana kami begitu kuat menahan harta yang ada di dompet kami—tak ada yang boleh menyentuhnya sebab akan kami gunakan untuk lebaran mahameriah kami. Sesekali kami ingat ucapan penyair itu: ‘kau akan menjadi milik hartamu jika kau menahannya, dan jika kau menafkahkannya maka harta itu menjadi milikmu.’ Tapi siapa peduli. Lebaran tetaplah lebaran, merayakannya dengan kesederhanaan tak boleh jadi pilihan.

Seperti itukah perlakuan yang ingin kau dapatkan wahai Ramadhan?

Kelak ketika Ramadhan berakhir, kami—dengan mengendarai mobil pribadi kami—akan berkeliling mengunjungi saudara dan kerabat, bermaaf-maafan atau sekadar mencicip kue. Kami tentu senang, bahagia, karena katanya kami menang.

Ah, Ramadhan.

Entahlah, kami tak mengerti: barangkali kami memang cuma pura-pura merindukanmu.

~

Senin, 05 Mei 2014

Copas : Kangen Kumpul

"bareng-bareng terus ya :)”
“yang penting masih bisa atur jadwal kumpul lah”
“yang penting masih bisa ketemu sesekali lah”
...
“dia apa kabar ya?”
“udah lama ngga ketemu”
“kangen juga pengen ketemuan”
...
people come and go, selagi masih bisa kumpul, usahakanlah kumpul
...
nikmatin kebersamaan, while it lasts
...
nyatanya ilang temen yang biasanya suka ngumpul bareng lebih nyakitin daripada putus sama patjar,
...
masa-masa ngajakin ke warkop rame-rame malem-malem tinggal main berangkat aja,
...
dulu sih mau kumpul tinggal kumpul

lama-lama

diajakin via grup chat yang ngerespon makin dikit

makin dikit

makin dikit
...
sampe masing-masing udah sibuk sendiri-sendiri.

kalo udah gini, ya ngga bisa nyalahin siapa
-siapa, emang masanya udah habis :’)
...
“sukses lah bro, see you on top”

:’)
...
ada satu titik masa di mana lo seolah ngeliat ke belakang, terus sadar kalo temen2 yang dulu barengan satu2 pada hilang. Is it just me? or,
...
coba liat foto yang lagi bareng-bareng sohib-sohib lo dulu sob
...
kita cuma kebetulan aja jalannya lagi ketemu di kuliah ini, nanti pisah, semoga jalannya sempet singgungan lagi kapan-kapan
...
see the happy and silly faces in there
...
people come and go, memories from time well spent with them stay
...
skripsi merusak persahabatan, sejak mulai, prosesnya bikin sibuk, sampe akhirnya pada kelar dan misah-misah
...
all the good things, will it ends?

it will
...
dari yang mau nyapa tinggal nyapa

sampe kalo mau nelepon mesti tanya dulu lagi sibuk ngga
...
dari yang asal main tag foto-foto konyol temen-temen

sampe yang mau ikut komen aja ragu karena banyak komen dari temen-temen barunya dia
...
dari yang kalo mau chat ngga perlu ada topik aja bisa seru

sampe yang mau mulai chat temen lama aja nunggu ada perlu/topiknya dulu
...
dari yang udah ngga tau malu minjem duit

sampe yang segen sekedar mau tanya kabar doang

:’)
...
jangan remehkan secuil perasaan kangen
...
Akhirnya cuma berani scrolling news feed temen-temen lama, I’m happy that you are all ok, guys.
...
dari yang main pinjem aja baru bilang,

sampe yang; nanti deh, takut ganggu :)
...
kalian adalah temen-temen terbangke, terkampret, ter-annoying; gue pengen kalian gangguin kayak dulu lagi, dammit!"
...
“nanti juga bisa lah kumpul lagi”

is the evilest lie we told ourself
...
the first thing you’ll realize when you wake up tomorrow morning is;

it’s all gone.
...
sayangnya kangen itu datengnya ngga barengan; pas kita kangen mereka yang dikangenin lagi ngga kangen. Dan sebaliknya.
...
kalo ada yang ngajak ngumpul, usahakan kumpul walau ngga lagi kangen-kangen amat. Who knows it’s their last, or yours
...
jangan nunggu susah-seneng-bareng sampe jadi susah-ngumpul-bareng
...
Jangan sampe susah banget diajak kumpul sampe temen-temen ngga ngajak lo kumpul lagi
...
masa-masa kita bener-bener bikin effort buat ketemuan, bukan sekedar kalo waktunya luang doang…

###
@yeahmahasiswa

Sabtu, 01 Februari 2014

Ngulineri Kota Hujan Bogor

Libur imlek di tahun kuda ini, pertama kalinya menginjakkan kaki di kota hujan Bogor. Galaunya hujannya tidak menyurutkan niatan untuk menjelajahi tempat rekomendasi untuk ngebolang kali ini.

Perjalanan kali ini membawa kami (Eka, Iyah, Rischy) ke Kebun Raya Bogor yang sejuk dan rindang. Dimulai dengan mengitari KRB dengan tujuan Istana Bogor, Jembatan Merah, Museum Zoologi, dan Taman Teratai ditemani dengan sambutan air dari langit kota hujan ini, membuat kami makin eksis. :D





Setelah puas mengitari kawasan dalam KRB, kami berniat untuk mengisi perut yang sudah memberikan alarm kekosongannya. 
List nguliner kali ini : 
Pertama, Bakso Gulunng di daerah Perumnas Bantarjati. Bakso gulung itu maksudnya bakso yang digulung pake kulit tahu.
Kedua, Es Duren Lodaya yang masih berada di daerah Bantarjati juga. Disana kami memesan sop duren. Kalian pasti mikirnya semangkok duren yang ajiiiibbb rasanya. Hahahahhaaa... Kalian salah kaprah, termasuk kami. Sop duren yang dimaksud adalah sauce duren yang ditaruh diatas isian es. Kalau es buah ya isinya buah-buah, atasnya dikasih sauce duren. Gitu sodara-sodara pecinta duren..
Ketiga, MP alias Makaroni Panggang yang berada di Jalan Salak. Dikarenakan ukuran small habis, kami akhirnya memesan ukuran medium yang menurut kami itu jumbo. Sampai-sampai sisanya kami bungkus pulang. :D
Keempat, Es Buah Pak Ewok dan ternyata usut-usut punya usut setiap hari Jum'at warungnya tutup. Yaaahhh... Kami hari itu belum beruntung untuk menikmati es buah di tempat ini. :(
Kelima, Pia Apple Pie yang ada di Jalan Pangrango. Tetapi karena lapar kue pada saat dalam perjalanan, kami mampir dulu ke ChocoLava yang juga berada di Jalan Pangrango. Heee... Maklum.. 



Ajib banget lah ya.. Kami cewek-cewek kece ini bisa icip-cip lima dari enam list tempat makan dalam sehari. Yeeee.... prokprokprok... Entah rakus atau doyan ini namanya.. :))
Boleh lah ya lain kali ngubek-ngubek dan nguliner lagi di Kota Hujan ini.. :D
Are you ready girls, Iyah, Eka ??? 

Upacara Grebeg Ngayogyokarto

Dalam rangka penasaran dengan acara sekaten yang diadakan di keraton Yogyakarta, pada tanggal 14 Januari 2014 yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, membuatku untuk mampir ke Yogyakarta sebelum pulang ke kampung halaman yang asri. :D

Untuk masuk area keraton dalam acara ini harus memiliki undangan alias tiket masuk, bisa nitip beli ke abdi dalem atau nanti pas hari H kalau tiketnya masih ada, dapat dibeli di loket di depan keraton.


Acara sekaten ini digelar dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW yaitu pada 12 Maulud (bulan ketiga di tahun Jawa/ Rabiul Awal di tahun Hijriah) yang biasanya berlangsung selama 7 hari dari tanggal 5-12 di bulan Maulud. Acara puncak sekaten disebut Grebeg Maulud. Grebeg yang berarti ramai ini merupakan acara adat keraton yang bertujuan untuk sedekah kepada masyarakat dalam bentuk gunungan. Gunungan yang merupakan simbol kemakmuran masyarakat ini terdiri dari dua jenis, yaitu : 
1. Gunungan Estri (Perempuan), gunungan ini terdiri dari jajanan (contoh : rengginang)
2. Gunungan Jaler (Laki-laki), gunungan ini terdiri dari sayur mayur (contoh : kacang panjang)


Dalam serangkaian acara Grebeg Maulud ini akan ada enam gunungan yang dikawal oleh sepuluh kompi prajurit keraton, dimana sepuluh prajurit ini memiliki tugas masing-masing. Keenam gunungan ini akan diarak dan diperebutkan di enam titik di sekitaran keraton, salah satunya di Masjid Gedhe. 

Bersumber dari kotajogja.com :
Memang ada kepercayaan dari masyarakat bahwa barangsiapa yang mendapat bagian apa pun dari gunungan tersebut, dia akan mendapat berkah. Kegiatan 'ngrayah' atau berebut mengambarkan sebuah filosofi bahwa manusia dalam kehidupannya untuk mencapai tujuan harus berani melakukan persaingan dan permasalahan hidup harus dihadapai bukan untuk dihindari. 

Selain prosesi 'ngrayah' terdapat pula ciri khas dari Grebeg Sekaten ini, yaitu telur merah yang akrab disebut 'ndog abang' yang ditusuk dengan bambu dan dihiasi kertas sebagai bunga-bunga untuk mempercantiknya. Saya (Aan Ardian) sempat bertanya arti filosofi telur merah kepada ibu penjual tersebut. Menurut Ibu Wagirah, telur adalah bentuk permulaan kehidupan, sedangkan bambu yang menusuk telur tersebut perlambang bahwa semua kehidupan di bumi ini memiliki poros yaitu Gusti Alloh. Warna merah artinya keberuntungan, rejeki, berkahdan keberanian.

Nah.. Percaya atau tidak percaya, semua kembali kepada individu masing-masing ya... Kalau menurutku, adat yang sudah ada jangan sampai ditelantarkan, karena adat adalah warisan leluhur yang harus dipertahankan.

Makassar Maros

Udah lama nih nggak update kegiatan ngebolang.. Jadi agak latepost dikit nggak apalah ya.. Akhir tahun kemarin, tepatnya di bulan Desember, aku dan temenku sempat ngebolang ke Tana Maros, Makassar, Sulawesi Selatan. Tabungan promo tiket yang sudah dipesan semenjak tahun lalu, akhirnya dipakai juga... :D
Rencana awal untuk ngebolang keliling Makassar pupus sudah ketika teman kami yang menjemput disana bilang "Mau ngapain dua hari di Makassar? Mana cukup?"
Ibarat udah terbang tinggi, tiba-tiba dihempaskan ke tanah.. #lebay Haahahahaha
Ternyata wisata di Makassar itu antara satu tempat ke tempat yang lain berjauhan, dan setiap kabupaten disana memiliki khas wisatanya masing-masing.
Berhubung waktu yang dimiliki sangat amat terbatas, jadi diputuskan hanya keliling beberapa tempat wisata di kabupaten Maros dan Makassar kota saja.

Suasana hujan Tana Maros tidak menyurutkan kami untuk menjelajahi kabupaten Maros. Tujuan pertama kami adalah Benteng Fort Rotterdam. Di dalam benteng ini ada Museum La Galigo yang berisi tentang sejarah Makassar.




Setelah dari benteng, kami menuju Masjid Apung yang di Pantai Losari, dan eksis dikit di Pantai *beton Losari #eh :D. Masjid Apung ini masjid yang langsung menghadap ke laut, jadi lebih adem setelah abis sholat. 


Sambutan air hujan yang tak ada hentinya, membuat perjalan keliling Maros ini memudarkan pendapat bahwa kalau Tana Maros itu panas seperti Jakarta. Menurutku, Tana Maros ini adem seperti Bogor.. (yaiyaalaaahhh orang hujan mulu.. :P ) Hahahahahaha

Tujuan selanjutnya adalah air terjun yang ada di Bantimurung. Di Bantimurung ini tidak hanya ada air terjun saja, tetapi juga ada kerajaan kupu-kupu. Wow.. keren kan.. hihihihiiii.. 



Hari kedua, kami berniat untuk ngulineri di daerah Karebosi. Kami mau makan Konro Makassar di Makassar langsung. Heeee... dan eksis juga di Karebosinya. Karebosi itu adalah stadion Makassar, tapi ada di bawahnya ada mall juga. Asik lah abis ajojing, terus belanja deh.. Ibu-ibu pasti pada semangat kalau udah denger kata-kata belanja kan..??


Yaaahhhhh.. udahan ceritanya deeehhh.. Karena waktu yang sangat amat terbatas disana, membuat sangat amat tidak dapat mengeksplor Makassar lebih lanjut lagi. Lain kali kalau mau ke Makassar musti libur satu minggu baru puas kayaknya. Mimpi ke Tana Toraja masih tersimpan di dalam angan, nanti musti musti musti kesanaaaaa... :((

Eh iya.. cuaca yang belum mendukung ngebolang kali ini membawa berkah tersendiri buat kami. Kami sempat belajar membuat Pisang Ijo yang merupakan makanan khas Makassar langsung pada orang asli Makassar yaitu mamanya temen aku. )*Makasi ya bu.. sudah mau membagi ilmu dan pisang ijonya :D Ini menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.. Terima kasih Kiki dan keluarga yang telah mau menampung kami selama di Tana Maros.

Senin, 20 Januari 2014

Ucapan Kita

Entah kenapa aku nggak suka kalau omongan seseorang itu bener-bener terjadi. Aku nggak suka kalau omongan seseorang itu menjadi kenyataan. Walaupun mungkin orang itu iseng mengatakkannya. Tanpa ada unsur sok tahu atau apalah itu.
Dan karena itulah aku semakin nggak suka dengan hal itu, karena omongannya bisa menjadi kenyataan.

Aku setuju dengan perkataan "omongan itu adalah do'a", setiap perkataan yang keluar dari mulut kita, ntah disengaja maupun tidak, entah serius maupun bercanda, entah baik atau buruk, entah sumpah serapah atau pujian, Allah mendengar itu semua. Dan apabila Allah berkehendak, maka omongan kita itu akan terkabul.

Kita sebagai manusia hanya mampu menjalankan, jagalah sikap dan tutur kata kita, jangan sampai menyakiti sesama.

//tambahan